Friday, December 25, 2015

Peran Islam dalam dunia Pendidikan

Posted by Popon Aryani Sapitri on Friday, December 25, 2015

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang

Islam bukanlah sekadar agama yang membangun spiritual suatu masyarakat, Islam tidak cukup dengan menjalankan solat lima waktu, puasa, zakat dan Haji. Lebih daripada itu Islam adalah cara hidup (way of life). Oleh karena itu, makalah ini secara khusus membahas peran Islam dalam kehidupan manusia. Membicarakan peran pada dasarnya membicarakan fungsi atau kegunaan. Peran itu ada dalam struktur. Dalam masyarakat terdapat struktur kemasyarakatan yang antara satu dengan yang lain saling memberikan fungsi. Fungsi salah satu komponen, baik dalam masyarakat mekanis maupun masyarakat organis, terhadap komponen yang lainnya disebut peran.
Peran islam dalam pendidikan juga tidak kalah pentingnya. Pendidikan sebagai salah satu fungsi dan tujuan Negara yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa, yang merupakan fungsi yang di emban dan ingin dicapai melalui suatu system pendidikan Nasional dan  memberikan kesempatan yang sama pada semua peserta didik dari semua elemen masyarakat untuk mendapatkan pelayanan dalam bidang pendidikan.
Mencerdaskan kehidupan bangsa, yang menjadi salah satu fungsi dan tujuan Negara itu meliputi berbagai aspek, bukan hanya terbatas pada aspek kecerdasan otak dan akal, tetapi meliputi secara keseluruhan baik itu kecerdasan intelektual, kecerdasan spiritual, maupun kecerdasan emosional.
Sebagaimana diketahui bahwa pendidikan Nasional yang berfungsi untuk mengembangkan kemampuan dan watak serta peradaban bangsa itu, pada intinya mengarah pada tujuan untuk menciptakan sumber daya manusia yang professional dalam memadukan antara kapasitas akademiknya dan moralitasnya sehingga mewujudkan manusia yang dapat berfikir secara bijaksana, berakhlak mulia serta cakap dan kreatif.
Berangkat dari tujuan tersebut, Lalu apakah yang harus dibenahi dalam sistem pendidikan kita untuk mencapai  yang dicita-citakannya itu. Bila ditelusuri lebih dalam maka perhatian kita pun akan mengarah pada pendidikan Islam, karena system pendidikan Nasional tidak akan bisa lepas  dari pendidikan Islam secara khusus.

B.    Rumusan Masalah
1.    Apa pengertian islam ?
2.    Apa hubungan tujuan islam dengan aspek-aspek pengetahuan manusia?
3.    Apa hubungan tauhid dengan ilmu pengetahuan?
4.    Apa saja paradigma ilmu islami?
5.    Apa saja Ilmu eksakta yang dikuasai ilmuwan muslim?
C.    Tujuan
1.    Mengetahui pengertian islam
2.    Mengetahui hubungan tujuan islam dengan aspek-aspek pengetahuan manusia
3.    Mengetahui hubungan tauhid dengan ilmu pengetahuan
4.    Mengetahui paradigma ilmu islami
5.    Mengetahui Ilmu Eksakta yang dikuasai ilmuwan muslim




























BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Islam

Pendidikan islam yang di usahakan Islam berazaskan ikhlas dan taqwa, dengan membentuk anak didiknya seorang yang :
1.      Berilmu sempurna
2.      Berakhlaq baik
3.      Beramal shaalih
4.      Berjiwa besar
Setiap muslim hendaklah berilmu, berakhlaq, beramal, bagi diri, keluarga dan masyarakat dan berjiwa besar, ikhlas, dan taqwa.
Islam tidaklah bermaksud untuk menundukkan orang sebagai anggota masyarakat, akan tetapi Islam bermaksud membimbing masyarakat menuju kebaikan dan kesempurnaan lahir batin, dunia dan akhirat.
   
B.    Tujuan islam

 Ajaran agama islam mempunyai tiga tujuan, yaitu :
1.      Membangun persatuan ummat secara teratur sesuai dengan perintah Allah SWT dan ajaran-ajaran Rasullah SAW dalam segala aspek kehidupan, usaha dan pergaulan.
2.      Memiliki syarat, sifat, kekuatan, kecakapan untuk memperoleh daya guna menyelamatkan Bangsa dan Negara
3.      .Menjaga tetap terpeliharanya hubungan baik, kerjasama, persatuan antara ummat islam dengan golongan lain yang dapat diperoleh faedah dan manfaatnya.
Islam mempeunyai prinsip, bahwa : Keutamaan, kebesaran, kemuliaan, keberanian, Hanya dapat dicapai karena ‘’Tauhid’’ , Tegasnya : menetapkan lahir dan bathin ‘’Laa illaha illal Laah’’ , tidak ada sesembahan apapun juga melainkan Allah SWT belak
 Hasbi Ash-shiddieqi, Al-Islam, (Jakarta:Bulan bintang:1997), Hal:27-28




C.    Hubungan tauhid dengan ilmu pengetahuan

    Dalam Islam, perintah yang paling mendasar adalah menyembah Allah dan mengesakanNya. Larangannya adalah menyekutukan Allah, atau melakukan tindakan syirik. Tauhid dan syirik adalah dua sisi yang tidak dapat dipisahkan, meskipun antara yang satu dengan yang lainnya sangat berbeda. Dalam Al-qur'an, Allah berfirman: "katakanlah: "Dia-lah Allah Yang Maha Esa; Allah adalah Tuhan yang segala sesuatu bergantung kepada-Nya. Dia tidak melahirkan dan tidak dilahirkan dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia".Sebagaimana dikatakan di atas, sisi kedua adalah cegahan syirik.
Setelah Allah menciptakan manusia dan menyuruh ciptaanNya itu mengesakannya - berarti manusia hanya boleh tunduk padanya dan tidak boleh tunduk pada sesama ciptaanNya - Allah menjadikannya sebagai khalifah di atas bumi. Dalam posisinya itu manusia diberi wewenang untuk mengatur dan mengelola alam, karenanya, Allah menundukkan alam untuk manusia.
.....dan Dia telah menundukkan bahtera supaya kamu dapat melakukan perjalanan di atasnya dengan perintahNya..
.....dan Dia telah menundukkan pula bagimu matahari dan bulan yang terus menerus beredar (dalam orbitnya) dan Dia telah menundukkan bagimu malam dan siang.
dan Dia menundukkan malam dan siang, matahari dan bulan untukmu, dan binatang-binatang ditundukkan (untukmu) dengan perintahNya.
Tidakkah kamu perhatikan sesungguhnya Allah telah menundukkan untuk (kepentingan)mu apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi dan menyempurnakan untukmu nikmatNya lahir dan bathin.
....Maha Suci Tuhan yang telah menundukkan semua ini bagi kami, padahal kami sebelumnya tidak mampu menguasainya.
Bila ada manusia yang tunduk pada alam maka dia telah menyalahi fungsi penciptaannya, karena sebagaimana firman Allah di atas, seharusnya alamlah yang tunduk pada manusia bukan sebaliknya. Manusia yang tunduk pada alam berarti telah melakukan perbuatan syirik karena tunduk pada yang selain Allah.
Dengan demikian, ajaran tauhid melarang manusia untuk tunduk pada alam tapi sebaliknya justru menguasai alam dan memanfaatkannya untuk kepentingan manusia yang pada gilirannya memaksa manusia untuk menguasai hukum alam, yang darinya bersumber ilmu pengetahuan dan teknologi.

D.    Paradigma Ilmu Islami
Sekarang ini kita dihadapkan pada ilmu agama dan ilmu non-agama. Ilmu adalah hasil pelaksanaan perintah Tuhan untuk memperhatikan dan memahami alam raya ciptaan-Nya. Antara iman dan ilmu tidak terpisahkan, meskipun dapat dibedakan. Dikatakan tidak terpisahkan, karena iman tidak saja mendorong bahkan menghasilkan ilmu, tetapi juga membimbing ilmu dalam bentuk pertimbangan moral dan etis dalam penggunaannya.
Untuk kepentingan analisis,  tanda-tanda Tuhan dapat kita bedakan menjadi tiga, yaitu jagad raya, manusia, dan wahyu. Dari ketiga objek ini, kita akan melihat ilmu yang berbeda-beda tetapi tidak dapat dipisahkan antara yang satu dengan yang lainnya.
Manusia yang hendak menyingkap rahasia Allah melalui tanda-Nya berupa jagad raya, menggunakan perangkat berupa ilmu-ilmu fisik. Ketika manusia berusaha menyingkap rahasia Allah melalui tanda-Nya berupa wahyu, muncul ilmu-ilmu keagamaan. Manusia yang hendak menyingkap rahasia Allah melalui tanda-Nya berupa manusia, akan memunculkan berbagai ilmu. Dari segi fisik, pendalaman terhadap struktur tubuh manusia melahirkan ilmu biologi dan kedokteran. Sedangkan aspek psikis manusia memunculkan ilmu psikologi.
Paradigma ini sekaligus merupakan jawaban terhadap dikotomi ilmu agama dan ilmu nonagama. Pada dasarnya, ilmu agama dan ilmu nonagama hanya dapat dibedakan untuk kepentingan analisis, bukan untuk dipisahkan apalagi dipertentangkan.

E.    Ilmu Eksakta di tangan Manusia
Semangat ilmiah para ilmuwan muslim mengalir dari kesadaran mereka akan tauhid. Dalam beberapa literatur dijelaskan mengenai sumbangan umat islam terhadap ilmu ilmu eksakta, diantaranya terhadap matematika, astronomi, kimia dan optik.

1.      Matematika
Tokoh islam yang paling mahsyur dalam bidang matematika adalah Al-Khawarizmi. Dialah yang pertama menulis buku ilmu hitung dan aljabar.
Umar al-Khayam dan al-Thusi adalah ulama yang terkenal dalam bidang ilmu matematika. Angka nol adalah ciptaan umat islam. Pada tahun 873 M, angka nol telah dipakai di Dunia Islam.
Jasa atau fungsi umat Islam terhadap peradaban Dunia adalah ditemukannya angka arab dan nol yang dengan angka tersebut matematika menjadi efektif dan begitu cepat berkembang.

2.      Astronomi
Diantara umat islam yang terkenal ilmunya dalam bidang astronomi adalah Umar al-Khayam dan al-Farazi. Mereka menulis buku-buku tentang astronomi yang kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa latin untuk kemudian diajarkan di Eropa.
Kemajuan astronomi di Dunia Islam ditandai dengan didirikannya observatorium di berbagai kota seperti di Baghdad, Kairo, Damaskus, Seville, dan Andalusia.

3.      Kimia
Ulama muslim yang terkenal dalam bidang kimia adalah Jabir Bin Hayyan dan Zakaria Al Razi.
Pada zaman kejayaan islam, kimia dikembangkan atas dasar percobaan atau eksperimen. Eksperimen-eksperimen dilakukan oleh umat islam untuk mencari substansi yang misterius. Meskipun tidak membawa hasil, eksperimen-eksperimen tersebut telah mendorong perkembangan ilmu kimia.

4.      Optik
Ulama yang terkenal dalam bidang optik adalah Ibnu Haitsam. Ia berhasil menentang teori penglihatan yang dikemukakan oleh Euklid dan Ptolomeus. Menurut Euklid dan Ptolomeus, benda dapat dilihat karena mata mengirim cahaya ke benda. Melalui cahaya itulah, mata dapat melihat benda. Sedangkan Ibnu Haitsam berpendapat sebaliknya. Menurutnya, benda dapat dilihat karena benda mengirim cahaya ke mata. Berdasarkan ilmu pengetahuan modern, teori Ibnu Haitsamlah yang ternyata dipandang benar.
Demikianlah sumbangan islam terhadap kehidupan manusia yang dibuktikan lewat pengembangan ilmu pengetahuan.

F.      Sains Dunia Islam Masa Kini
Melihat bukti dalam sejarah, ternyata umat islam zaman pertengahan berjasa dalam pengembangan sains. Sains di Dunia Islam sekarang ini sangat menyedihkan. Nurcholis Madjid (1998: 9) menyatakan bahwa sekarang ini, Dunia Islam merupakan kawasan bumi yang paling terbelakang diantara penganut-penganut agama besar. Negara-negara Islam jauh tertinggal oleh negara-negara yang menganut agama lain. Umat Islam sangat terbelakang dalam bidang sains. Diantara semua penganut agama besar di muka bumi ini, para pemeluk Islam adalah yang paling rendah dan paling lemah dalam pengembangan sains dan teknologi.
Keadaan yang memprihatinkan itu terjadi karena umat Islam tidak mampu menangkap ajarannya yang lebih dinamis dan sekaligus lebih otentik. Tugas kita sekarang adalah menangkap kembali ajaran Islam yang otentik dan dinamis sehingga mendorong akselerasi kebangkitan penguasaan ilmu-ilmu eksakta sehingga umat Islam terhindar dari kemunduran.

G.    Ayat-ayat Al-Qur`an dan hadist yang membahas tentang pendidikan

1.      QS: As Shafaat: 102, mengajarkan "metodologi" pendidikan anak. Ayat ini mengisahkan dua hamba Allah (Bapak-Anak), Ibrahim dan putranya Ismail AS terlibat dalam suatu diskusi yang mengagumkan. Bukan substansi dari diskusi mereka yang menjadi perhatian kita. Melainkan approach/cara pendekatan yang dilakukan oleh Ibrahim dalam meyakinkan anaknya terhadap suatu permasalahan yang sangat agung itu.
Kisah tersebut mengajarkan kepada kita bahwa metode "dialogis" dalam mengajarkan anak sangat didukung oleh ajaran Islam. Kesimpulan ini pula menolak anggapan sebagian orang kalau Islam mengajarkan ummatnya otoriter, khususnya dalam mendidik anak.
2.      Ar-Rahman ayat 1-4 (Tentang subyek pendidikan)
الرَّحْمَنُ (1) عَلَّمَ الْقُرْآَنَ (2) خَلَقَ الْإِنْسَانَ (3) عَلَّمَهُ الْبَيَانَ (4)
•         (Rabb) Yang Maha Pemurah,
•         Yang telah mengajarkan al Qur'an.
•         Dia menciptakan manusia.
•         Mengajarnya pandai berbicara /AI-Bayan
Kaitannya dengan Subjek Pendidikan sebagai berikut:
a.       Kata ar-Rahman menunjukkan bahwa sifat-sifat pendidik adalah murah hati, penyayang dan lemah lembut, santun dan berakhlak mulia kepada anak didiknya dan siapa saja (Kompetensi Personal)
b.      Seorang guru hendaknya memiliki kompetensi paedagogis yang baik sebagaimana Allah mengajarkan al-Quran kepada Nabi-NYA
c.       Al-Quran menunjukkan sebagai materi yang diberikan kepada anak didik adalah kebenaran/ilmu dari Allah (Kompetensi Profesional)
d.      Keberhasilan pendidik adalah ketika anak didik mampu menerima dan mengembangkan ilmu yang diberikan, sehingga anak didik menjadi generasi yang memiliki kecerdasan spiritual dan kecerdasan intelektual, sebagaimana penjelasan AI-Bayan.
3.      Surah. Luqman: 13

وَإِذْ قَالَ لُقْمَانُ لِابْنِهِ وَهُوَ يَعِظُهُ يَا بُنَيَّ لَا تُشْرِكْ بِاللَّهِ إِنَّ الشِّرْكَ لَظُلْمٌ عَظِيمٌ (13)

”Dan (Ingatlah) ketika Luqman Berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: “Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, Sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar”.

Dari ayat tersebut dapat kita ambil pokok pikiran sebagai berikut:
a.       Orang tua wajib memberi pendidikan kepada anak-anaknya.
b.      Prioritas pertama adalah penanaman akidah, pendidikan akidah diutamakan sebagai kerangka dasar/landasan dalam membentuk pribadi anak yang soleh (Kompetensi Profesional).
c.       Dalam mendidik hendaknya menggunakan pendekatan yang bersifat kasih sayang, sesuai makna seruan Lukman kepada anak-anaknya, yaitu “Yaa Bunayyaa” (Wahai anak-anakku), seruan tersebut menyiratkan muatan kasih sayang/sentuhan kelembutan dan kemesraan, tetapi dalam koridor ketegasan dan kedisplinan, bukan berarti mendidik dengan keras. (Kompetensi Personal).

4.      Surah al-Kahf ayat 66 (Tentang Pendidik)

قَالَ لَهُ مُوسَى هَلْ أَتَّبِعُكَ عَلَى أَنْ تُعَلِّمَنِ مِمَّا عُلِّمْتَ رُشْدًا (66)
”Musa berkata kepada Khidhr "Bolehkah aku mengikutimu supaya kamu mengajarkan kepadaku ilmu yang benar di antara ilmu-ilmu yang telah diajarkan kepadamu" (QS. 18: 66)”.
a.       Kaitan ayat ini dengan aspek pendidikan bahwa seorang pendidik hendaknya:
Menuntun anak didiknya.
b.      Memberi tahu kesulitan-kesulitan yang akan dihadapi dalam menuntut ilmu.
c.       Mengarahkannya untuk tidak mempelajari sesuatu jika sang pendidik mengetahui bahwa potensi anak didiknya tidak sesuai dengan bidang ilmu yang akan dipelajarinya.

5.      Surah asy-Syu'ara: 214

وَأَنْذِرْ عَشِيرَتَكَ الْأَقْرَبِينَ (214)

"Dan berilah peringatan kepada kerabat-kerabatmu yang terdekat"( QS. 26: 214).
Ayat ini mengajarkan kepada rasul SAW dan umatnya agar tidak pilih kasih, atau memberi kemudahan kepada keluarga dalam hal pemberian peringatan dan pendidikan.

6.      Surah ‘Abasa ayat 1-3

عَبَسَ وَتَوَلَّى (1) أَنْ جَاءَهُ الْأَعْمَى (2) وَمَا يُدْرِيكَ لَعَلَّهُ يَزَّكَّى (3)

•         Dia (Muhammad ) bermuka masam dan berpaling.
•         Karena telah datang seorang buta kepadanya
•         Tahukah kamu barangkali ia ingin membersihkan dirinya dari dosa
Pesan yang dapat kita ambil adalah:
a.       Setiap insan berhak memperoleh pendidikan, tanpa mengenal ras, suku bangsa, agama maupun kondisi pribadi/fisik dan perekonomiannya.
b.      Sebagai seorang pendidik harus bijak dalam menghadapi anak didiknya dan tidak membeda-bedakan hanya karena fisik yang tidak sempurna. Misal tingkatkan pula pelayanan pendidikan pada peserta didik yang difabel.

7.      Surah al-Ankabut: 19-20

أَوَلَمْ يَرَوْا كَيْفَ يُبْدِئُ اللَّهُ الْخَلْقَ ثُمَّ يُعِيدُهُ إِنَّ ذَلِكَ عَلَى اللَّهِ يَسِيرٌ (19) قُلْ سِيرُوا فِي الْأَرْضِ
فَانْظُرُوا كَيْفَ بَدَأَ الْخَلْقَ ثُمَّ اللَّهُ يُنْشِئُ النَّشْأَةَ الْآَخِرَةَ إِنَّ اللَّهَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ (20)

“Dan apakah mereka tidak memperhatikan bagaimana Allah menciptakan (manusia) dari permulaannya, kemudian mengulanginya (kembali). Sesungguhnya.yang demikian itu mudah bagi Allah. (QS. 29: 99) Katakanlah: "Berjalanlah di (muka) bumi, maka perhatikanlah bagaimana Allah menciptakan (manusia) dari permulaannya, kemudian Allah menjadikannya sekali lagi. Sesungguhnya.Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu (QS 29: 20”).
Dari ayat tersebut di atas (al-Ankabut: 20) memerintahkan untuk:
a.       Melakukan perjalanan, dengannya seseorang akan menemukan banyak pelajaran berharga baik melalui ciptaan Allah yang terhampar dan beraneka ragam, maupun dari peninggalan lama yang masih tersisa puing-puingnya.
b.      Melakukan pembelajaran, penelitian, dan percobaan (eksperimen) dengan menggunakan akalnya untuk sampai kepada kesimpulan bahwa tidak ada yang kekal di dunia ini, dan bahwa di balik peristiwa dan ciptaan itu, wujud satu kekuatan dan kekuasaan Yang Maha Besar.

8.      Surat al-‘Alaq (ayat 1-5)

اقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِي خَلَقَ (1) خَلَقَ الْإِنْسَانَ مِنْ عَلَقٍ (2) اقْرَأْ وَرَبُّكَ الْأَكْرَمُ (3) الَّذِي عَلَّمَ بِالْقَلَمِ (4) عَلَّمَ الْإِنْسَانَ مَا لَمْ يَعْلَمْ (5)

Kaitan dengan pendidikan:
a.       Iqra` bisa berarti membaca atau mengkaji. sebagai aktivitas intelektual dalam arti yang luas, guna memperoleh berbagai pemikiran dan pemahaman. Tetapi segala pemikirannya itu tidak boleh lepas dari Aqidah Islam, karena iqra` haruslah dengan bismi rabbika
b.      Kata al-qalam adalah simbol transformasi ilmu pengetahuan dan teknologi, nilai dan keterampilan dari satu generasi ke generasi berikutnya. Kata ini merupakan simbol abadi sejak manusia mengenal baca-tulis hingga dewasa ini. Proses transfer budaya dan peradaban tidak akan terjadi tanpa peran penting tradisi tulis–menulis yang dilambangkan dengan al-qalam.
Hubungan agama dan iptek? Secara garis besar, berdasarkan tinjauan ideologi yang mendasari hubungan keduanya, terdapat 3 (tiga) jenis paradigm
1)      Paradagima sekuler: paradigma yang memandang agama dan iptek adalah terpisah satu sama lain. Sebab, dalam ideologi sekularisme Barat,agama telah dipisahkan dari kehidupan (fashl al-din ‘an al-hayah). Eksistensi agama tidak dinafikan hanya dibatasi perannya.
2)      Paradigma sosialis, yaitu paradigma dari ideologi sosialisme yang menafikan eksistensi agama sama sekali. Agama itu tidak ada, dus,tidak ada hubungan dan kaitan apa pun dengan iptek.
3)      Paradigma Islam, yaitu paradigma yang memandang bahwa agama adalah dasar dan pengatur kehidupan.

9.      Surah At-Taubah ayat 122

وَمَا كَانَ الْمُؤْمِنُونَ لِيَنْفِرُوا كَافَّةً فَلَوْلَا نَفَرَ مِنْ كُلِّ فِرْقَةٍ مِنْهُمْ طَائِفَةٌ لِيَتَفَقَّهُوا فِي الدِّينِ وَلِيُنْذِرُوا قَوْمَهُمْ إِذَا رَجَعُوا إِلَيْهِمْ لَعَلَّهُمْ يَحْذَرُونَ (122)

"Tidak sepatutnya bagi orang-orang yang muKmin itu pergi semuanya (ke medan perang). Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan diantara mereka beberapaorang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya".
Ayat ini memberi anjuran tegas (tahdid) kepada umat Islam agar ada sebagian dari umat Islam untuk memperdalam agama. Dikatakan juga bahwa yang dimaksud kata tafaqquh fi al-din adalah menjadi seorang yang mendalam ilmunya dan selalu memiliki tanggung jawab dalam pencarian ilmu Allah. Dengan demikian menurut tafsir ini dalam sistem pendidikan Islam tidak dikenal dikhotomi pendidikan.

10.  Surat An-Nahl ayat 125

ادْعُ إِلَى سَبِيلِ رَبِّكَ بِالْحِكْمَةِ وَالْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ وَجَادِلْهُمْ بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ إِنَّ رَبَّكَ هُوَ أَعْلَمُبِمَنْ ضَلَّ عَنْ سَبِيلِهِ وَهُوَ أَعْلَمُ بِالْمُهْتَدِينَ (125)

“Ajaklah kepada jalan Tuhan mu dengan cara yang bijaksana dan dengan mengajarkan yang baik, dan berdiskusilah dengan mereka secara lebih baik”.
Ada beberapa pelajaran yang dapat kita petik dari ayat ini bahwa metode yang di lakukan dalam proses pendidikan diantaranya: ceramah dan diskusi.

11.  Surat Al-‘Araf ayat 35

يَا بَنِي آَدَمَ إِمَّا يَأْتِيَنَّكُمْ رُسُلٌ مِنْكُمْ يَقُصُّونَ عَلَيْكُمْ آَيَاتِي فَمَنِ اتَّقَى وَأَصْلَحَ فَلَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ (35)

“Hai anak cucu Adam! Jika datang kepadamu Rasul-rasul sebangsamu yang menceritakan kepadamu ayat-ayat-KU, maka barangsiapa yang bertaqwa dan mengadakan perbaikan, niscaya mereka tidak merasa ketakutan”
Metode cerita / ceramah ini digunakan oleh Rasulullah untuk menyampaikan perintah-perintah Allah.

12.  Surat Ar-Rahman ayat 47-48

َبِأَيِّ آَلَاءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ (47) ذَوَاتَا أَفْنَانٍ (48)

“ Nikmat yang manalagi yang akan kamu dustakan? Kedua surga itu mempunyai serba macam pohon dan buah-buahan”.
Dalam surat Ar-Rahman ayat 47-48 tergambarkan bahwa Tanya jawab merupakan salah satu metode yang digunakan dalam pendidikan.

13.  Surah al-Baqarah: 31

وَعَلَّمَ آَدَمَ الْأَسْمَاءَ كُلَّهَا ثُمَّ عَرَضَهُمْ عَلَى الْمَلَائِكَةِ فَقَالَ أَنْبِئُونِي بِأَسْمَاءِ هَؤُلَاءِ إِنْ كُنْتُمْ صَادِقِينَ (31)

“Dan Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda) seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada para Malaikat lalu berfirman:”Sebutkanlah kepadaKu nama benda-benda itu jika kamu memang orang-orang yang benar”.
Proses pendidikan terhadap manusia terjadi pertama kali ketika Allah SWT selesai menciptakan Adam as, lalu Allah SWT mengumpulkan tiga golongan mahluk yang diciptakan-Nya untuk diadakan Proses Belajar Mengajar (PBM). Tiga golongan mahluk ciptaan Allah dimaksud yaitu Jin, Malaikat, dan Manusia (Adam Alaihissalam) sebagai "mahasiswa" nya, sedangkan Allah SWT bertindak sebagai "Maha Guru" nya. Setelah selesai PBM maka Allah SWT mengadakan evaluasi kepada seluruh mahasiswa ( jin, malaikat, dan manusia) dengan cara bertanya dan menyuruh menjelaskan seluruh materi pelajaran yang diberikan, dan ternyata Adam lah (dari golongan manusia) yang berhasil menjadi juara dalam ujian tersebut.









BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Dengan demikian, sumbangan atau peran Islam dalam kehidupan manusia adalah terbentuknya suatu komunitas yang berkecenderungan progresif, yaitu suatu komunitas yang dapat mengendalikan, memelihara dan mengembangkan kehidupan melalui pengembangan ilmu dan sains. Penguasaan dan pengembangan sains bukan saja termasuk alam saleh, melainkan juga bagian dari komitmen keimanan kepada Allah SWT.

B.    Saran
 Umat Islam seharusnya lebih memahami konsep tauhid, karena dengan konsep tauhid saja bisa membuat umat Islam menjadi umat yang maju. Sayang yang terjadi saat ini didunia Islam adalah kebodohan, kejumudan dan kemiskinan yang tiada henti-henti.


















DAFTAR PUSTAKA
•    http://multazam-einstein.blogspot.co.id/2013/07/hadits-tentang-pendidikan-dan-pengajaran.html
•    http://rezapendidik.blogspot.co.id/2011/01/al-quan-dan-hadist-tentang-pendidikan.html
•    http://kasririswadi.blogspot.co.id/2013/07/peran-pendidikan-islam-dalam-dunia.html
•    http://zulfata.blogspot.co.id/2013/03/peran-islam-dalam-kehidupan-manusia.html

Previous
« Prev Post

No comments:

Post a Comment