popon.web.id - Bicara soal Jakarta, banyak sekali cerita tentangnya. Katanya Jakarta itu keras. Jakarta kejam. Katanya Jakarta macet. Kebanyakan berita kriminal bersumber dari Jakarta. Belum lagi ketika seorang teman bercerita tentang betapa banyaknya kasus penipuan di kota ini. Sebagai anak desa yang lugu sepertiku tentu saja hal ini sangat menyeramkan.
Tetapi dibalik kerasnya cerita yang menciutkan nyali, tersimpan banyak harapan anak-anak desa untuk dapat turut mengadu nasib dikota ini. Dengan statusnya sebagai Ibukota Negara Indonesia, Kota Metropolitan ini menawarkan banyak harapan yang dapat mengubah nasib siapa yang mau berusaha.
Banyaknya pendatang yang ramai memadati pemukiman di Jakarta tentu membuat wilayah Jakarta semakin sempit. Seperti baru-baru ini beberapa media ramai menyoroti gang Venus di Tambora yang kabarnya tidak mendapatkan sinar matahari. Hal itu dikarenakan karena saking padatnya pemukiman penduduk yang berada di daerah tersebut sehingga bangunan menutupi cahaya matahari. Tidak hanya samping kanan-kiri jalan yang dibatasi tembok-tembok, namun bagian atas gang tersebut juga tertutup oleh atap-atap beton maupun terpal milik warga.
Bahkan, akhir-akhir ini sering diberitakan wacana Jakarta akan tenggelam. Garis pantainya semakin pendek karena kenaikan permukaan air laut. Penurunan muka air tanah sehingga kekurangan air bersih, selain itu juga Jakarta adalah daerah yang rawan bencana terutama banjir. Tentu kondisi ini sangat mengkhawatirkan mengingat vitalnya peran ibukota didalam suatu negara.
Wacana Pemindahan Ibukota Negara
Rencana ini tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) edisi revisi bulan Juni 2019 oleh BAPPENAS. Dalam RPJMN ini terdapat proyek Pemindahan Ibukota Negara yang berada dalam program Prioritas Nasional nomor 2 yaitu Mengembangkan Wilayah Untuk Mengurangi Kesenjangan dan Menjamin Pemerataan.
Lokasinya sering disebut-sebut akan berada di Pulau Kalimantan. Lokasi Kalimantan dipilih karena selama ini Pulau Jawa dianggap sudah tidak memungkinkan lagi. Selain itu Pulau Kalimantan dianggap sebagai pulau yang minim bencana alam. Hal ini dapat dilihat dalam peta ring of fire dimana Pulau Kalimantan tidak dilewati garis tersebut.
Jika Ibukota Negara Indonesia ada di Kalimantan, laju pembangunan juga tentu akan berpindah ke Kalimantan. Bahkan bisa jadi arus urbanisasi juga akan berpindah kesana. Tetapi, jangan sampai terjadi lagi masalah lampau yang ada yang Ibukota sebelumnya, Jakarta.
Harapannya, pemerintah mampu menganalisis lebih dalam mengenai perpindahan ibukota baru ini. Perlu ditelisik lebih dalam tentang kondisi sosial maupun geografis didaerah calon ibukota. Karena baru, tata ruang kota mampu didesain secara maksimal sebelum adanya eksekusi. Masalah anggaran pun perlu diperhitungkan dengan matang agar aman dari para tikus berdasi. Hal yang tak kalah urgent adalah permasalahan sampah dan lingkungan hidup. Ibukota baru haruslah menjadi percontohan kota yang sehat dan bersih. Rasanya percuma saja jika ibukota hanya berpindah, namun tak ada pembaruan.
Pemindahan Ibukota tentu saja tidak semudah membalikkan telapak tangan. Perlu adanya kolaborasi dari banyak pihak. Sebagai warga negara yang baik, jangan lupa untuk berkontribusi dengan baik, turut menjaga kerukunan serta kedamaian negeri ini.
Berbeda itu wajar, tetapi jiwa kita punya keterikatan dengan semesta.
Kalau kamu, apa harapanmu untuk Ibukota Baru Indonesia?
Artikel ini diikutsertakan dalam Lomba Nasional Atikel dan Vlog "Harapanmu Untuk Ibu Kota Baru" Kementrian PPN/Bappenas.
#ibukotabaru
Info lomba selengkapnya ada di: ibukotabaru.bappenas.go.id
Aku Resmi Bappenas
Facebook : Kementrian PPN/Bappenas
Instagram : @BappenasRI
Twitter : @BappenasRI
Youtube : @BappenasRI
Website : www.bappenas.go.id
No comments:
Post a Comment